• Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
Senin, 16 Desember 2019
Bangga Surabaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Bangga Wali Kota
  • Layanan Publik
  • Surabaya Dalam Angka
  • Wisata Kota
  • Majalah Gapura
  • Visual
    • Foto
    • Video
    • Infografis
  • Indeks
  • Home
  • Bangga Wali Kota
  • Layanan Publik
  • Surabaya Dalam Angka
  • Wisata Kota
  • Majalah Gapura
  • Visual
    • Foto
    • Video
    • Infografis
  • Indeks
No Result
View All Result
Bangga Surabaya
No Result
View All Result
Home Suara Citizen Lifestyle

Metode Vertikultur, Solusi Tanam Sehat Dengan Biaya Relatif Murah

Admin by Admin
10 Februari 2019
in Lifestyle, Suara Citizen
Metode tanam vertikultur menjadi salah satu solusi bercocok tanam di lahan sempit perkotaan

Metode tanam vertikultur menjadi salah satu solusi bercocok tanam di lahan sempit perkotaan

FacebookTwitterWhatsapp

Bangga Surabaya – Metode tanam vertikultur merupakan salah satu teknik bercocok tanam yang sedang trend di masyarakat. Karena, teknik ini tidak hanya dapat membudidayakan tanaman sayuran, namun juga mampu menghadirkan estetika keindahan. Nilai estetika inilah yang kemudian membuat budidaya tanaman dengan metode vertikultur banyak diminati masyarakat luas.

Salah satunya yakni, warga di lingkungan RT 04 RW 05 Kelurahan Kendangsari Surabaya. Masyarakat di sana, mulai mengoptimalkan lahan di selah gang kampung dengan menerapkan metode tanam vertikultur menggunakan Pola Tanam Sehat Amanah (PTSA).

Ketua Komunitas Muda Mudi Surabaya (KMS) Zubaidullah mengatakan dengan menerapkan metode tanam vertikultur diharapkan dapat mengunggah minat masyarakat untuk mulai bercocok tanam. Sebab, ia menilai, masyarakat perkotaan biasanya juga ingin bercocok tanam, namun terkendala dengan kondisi lahan.

“Dengan begitu masyarakat juga bisa mulai menerapkan pola pangan mandiri dengan teknik tanam vertikultur tersebut,” kata Ubaid – sapaan lekatnya disela kegiatan bercocok tanam, Minggu, (10/02/19).

Disamping dapat menghasilkan pola pangan mandiri, lanjut Ubaid, budidaya tanam vertikultur ini juga mampu menghasilkan estetika keindahan kampung. Bahkan, ia mengaku, pihaknya ingin menerapkan metode vertikultur untuk membangun kampung wisata edukasi masyarakat.

Baca Juga:  Warga Kecamatan Pakal Manfaatkan Briket Arang Sebagai Energi Alternatif

“Kami berencana ingin membuat kampung vertikultur, untuk memanfaatkan lahan selah. Karena itu, kami juga melakukan kerjasama dengan Jatayu Pomosda,” ujar Pria asli kelahiran Surabaya ini.

Sementara itu, Tim dari Jatayu Pomosda, Citro Santoso menyampaikan, problem masyarakat perkotaan biasanya minim lahan untuk bercocok tanam atau berkebun. Namun, dengan menggunakan metode vertikultur PTSA, teknik ini bisa menjadi salah satu solusi masyarakat kota yang ingin mulai bercocok tanam. “Dengan adanya (metode) vertikultur itu, dengan media lahan yang sempit pun bisa jadi,” kata Citro.

Biaya menggunakan metode tanam vertikultur dinilai lebih murah

Untuk mulai menerapkan metode tanam ini, ia menjelaskan, masyarakat bisa memanfaatkan lahan seluas 1 meter persegi untuk tiga vertikultur. Menurutnya, satu vertikultur bisa diatur dengan diameter pipa (paralon) 5 inchi, untuk masing-masing 27 lubang tanam sayuran. “Satu (pipa) vertikultur itu bisa panen 27 hingga 37 lubang sayuran,” terangnya.

Selain menggunakan bahan dari pipa, lanjut Citro, masyarakat juga bisa memanfaatkan bahan bekas dari sekitar rumah. Seperti bekas botol minuman plastik, kemasan minyak goreng, hingga karung beras. ”Mengenai wadah media tanam, bisa menggunakan botol-botol bekas, kemasan minyak goreng bekas, terus sak beras itu juga bisa, tinggal kreasi masing-masing,” ungkapnya.

Baca Juga:  Karnaval Perjuangan Menjadi Puncak Peringatan HUT ke-73 RI di Kendangsari

Tentunya, hal ini juga menjadi nilai plus dari budidaya tanaman secara vertikultur, selain mendapatkan produk pertanian yang sehat, dan higienis. Terlebih, masyarakat juga dapat melestarikan kembali lingkungan dengan melakukan daur ulang sampah botol plastik.

Saat ditanya kelebihan metode tanam vertikultur dibanding hidroponik, Citro menuturkan, jika menggunakan teknik hidroponik, maka kebutuhan bahan yang diperlukan cenderung lebih banyak dibanding vertikultur. Terlebih, bahan-bahan yang dibutuhkan harganya juga relatif lebih mahal. Namun, dengan menerapkan metode vertikultur, masyarakat cukup memanfaatkan bahan bekas dari limbah rumah tangga. Sehingga teknik vertikultur ini, dianggap menjadi solusi tanam dengan biaya yang relatif lebih murah.

“Dari modal pun bisa terlihat, kalau hidroponik kan butuh pipa, aerator, nutrisi juga beli, ndak bisa bikin sendiri. Kalau vertikultur, kita bisa buat (bahan) sendiri. Dari limbah rumah tangga kita olah dengan pengurai, dari pasaran kan banyak sekali,” pungkasnya. (*)

Share114TweetSendScanSend

Related Posts

SG-ULD-Jatim
Komunitas

Komunitas SG ULD Jatim Rayakan Hari Jadi ke-10

15 Desember 2019
515
Aksi penanaman pohon Tabebuya ini digelar di Taman Harmoni Surabaya
Komunitas

Peduli Lingkungan, Pemkot Bersama SOGO Departement Store Tanam Tabebuya di Taman Harmoni

23 November 2019
749
Nicholas Saputra (kanan) bersama Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini. | Dok. UNICEF
Suara Citizen

Aktor dan Aktivis Nicholas Saputra jadi Duta Nasional UNICEF Indonesia

14 November 2019
517

Follow Us

BANGGA TERKINI

News

Puncak Peringatan Bulan Bhakti Karang Taruna ke-59 Ditutup dengan Jalan Sehat

15 Desember 2019
507
Bangga Wali Kota

Di Hadapan WNI di Turki, Risma Ceritakan Kelucuan Bonek

15 Desember 2019
509
Bangga Wali Kota

Presiden Erdogan Puji Wali Kota Risma Perempuan Inspiratif

14 Desember 2019
507
News

Khusus Perempuan, Yuk! Ikutan Event Fun Run 2019

14 Desember 2019
506
News

Akhir Pekan ini, Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan Dilengkapi Ajang Pertunjukan Seni Budaya

13 Desember 2019
511

Bangga Surabaya

Official account of Public Relation Surabaya City Government | Humas Pemerintah Kota Surabaya

Link Terkait

  • Pemerintah Kota Surabaya
  • Command Center 112
  • Laporan Keuangan
  • Sparkling Surabaya

Jejaring Sosial

  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Kontak
  • Kirim Tulisan

© 2019 Bangga Surabaya | Humas Pemkot Surabaya

No Result
View All Result
  • Home
  • Bangga Wali Kota
  • Layanan Publik
  • Surabaya Dalam Angka
  • Wisata Kota
  • Majalah Gapura
  • Visual
    • Foto
    • Video
    • Infografis
  • Tentang Kami
    • About us
    • Tim Kami
    • Kontak
  • Indeks Berita

© 2019 Bangga Surabaya | Humas Pemkot Surabaya